Keresidenan Banyumas merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi tempat dinamika sosial, politik, dan kebudayaan sejak masa kolonial hingga awal kemerdekaan, terutama di kawasan Jawa Tengah. Sayangnya, hal ini tidak sejalan dengan kondisi masyarakat Keresidenan Banyumas yang tidak mempunyai pusat pendidikan tinggi berkualitas dan bergengsi di Indonesia. Mereka masih mengandalkan perguruan tinggi di kota lain, seperti UGM di Yogyakarta, Undip di Semarang, dan UI di Jakarta.
Adanya isu ini, masyarakat Banyumas, terutama para tokoh Nasional, berinisiatif untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi negeri, agar calon mahasiswa bisa mengenyam pendidikan sarjana di wilayah Banyumas. Hingga akhirnya, Jajasan Pembina Universitas Djenderal Sudirman resmi berdiri dengan Akta Notaris No. 32 tanggal 20 November 1961 di Yogyakarta. Kemudian, yayasan ini berusaha mewujudkan berdirinya sebuah universitas. Dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 195 pada tanggal 23 September 1963, secara resmi didirikan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Pendirian Universitas Jenderal Soedirman dimulai dengan dibentuknya tiga fakultas pendiri, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi, dan Fakultas Ekonomi. Pada tahun 1966, didirikan Fakultas Peternakan, dan beberapa tahun setelahnya, didirikan Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Fakultas Sains & Teknik, hingga menghadirkan program pendidikan Diploma dan Pascasarjana.
Kini, UNSOED menegaskan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang diakui dunia, dan menjadi pusat pengembangan sumberdaya perdesaan dan kearifan lokal. UNSOED juga masih terus mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi lain, kalangan pebisnis, masyarakat, serta pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya, untuk meningkatkan peran dan aktualisasinya dengan mengembangkan potensi yang ada, sehingga manfaat dari pelaksanaan tridarma perguruan tinggi pun dapat dirasakan oleh banyak pihak.